Menjadi seorang ibu adalah kodrat dan dambaan bagi sebagian besar wanita. Predikat itu disandang tak sebatas pasca melahirkan seorang anak saja. Tetapi juga merawat serta mendidiknya dengan baik dan penuh kasih sayang. Untuk menjalankan peran sebagai seorang ibu tersebut, tentunya dibutuhkan ilmu dan keterampilan yang tidak mudah. Namun, tidak ada satu sekolah formal pun yang mengajarkan ilmu menjadi seorang ibu.
Saya bersyukur dipertemukan dengan komunitas Ibu Profesional yang didirikan oleh Ibu Septi Peni Wulandani. Seorang ibu dengan tiga orang anak yang mendedikasikan dirinya untuk memajukan para perempuan di Indonesia. Melalui komunitas inilah saya banyak belajar. Pengajaran ini dilakukan secara daring. Mulai dari kelas Matrikulasi yang membahas ilmu yang berkaitan dengan diri sendiri seperti pengelolaan diri, manajemen waktu, membangun visi dan misi pribadi, dan sebagainya. Kemudian dilanjutkan dengan kelas Bunda Sayang yang berlangsung selama 12 bulan. Kelas ini membahas, mengajarkan, dan memberi penugasan berkaitan dengan ilmu mendidik anak. Mulai dari komunikasi produktif, membangun kemandirian anak, melejitkan kecerdasan emosi dan spiritual, membangun karakter anak, dan lain-lain.
Selain mengikuti pembelajaran secara daring, kami juga dikumpulkan dan dikelompokkan sesuai dengan daerah atau regional masing-masing. Tujuanya adalah agar kami bisa berkenalan, bertemu, dan berkegiatan tatap muka secara langsung. Saya pun tergabung dalam komunitas Ibu Profesional Banyumas Raya (IPBR). Bagi saya, IPBR adalah rumah kedua saya. Di saat saya merasa sendiri, merasa jenuh dengan peran saya sebagai ibu rumah tangga yang kadang monoton, ada teman-teman IPBR yang memberi semangat dan menguatkan. Kami sering mengadakan playdate, berbagi ilmu di antara kami, bahkan berbagi ilmu kepada masyarakat yang lebih luas.
Saya merasa beruntung dipertemukan dengan Ibu Septi dan teman-teman IPBR. Dari komunitas inilah saya mendapat banyak ilmu, belanja banyak ide dan pengalaman, serta bisa membagikan ilmu, tenaga, dan pikiran saya. Bersama komunitas ini, saya merasa lebih percaya diri meski hanya menyandang predikat sebagai ibu rumah tangga. Ya, peran ibu rumah tangga yang saya pilih dengan penuh kesadaran, berusaha saya kerjakan dengan profesional, dan tentu saja dengan selaksa kebahagiaan. Karena keluarga yang bahagia lahir dari ibu yang bahagia.