Thursday, September 10, 2020

Cerita Singkat Perjalanan Menulis


Sejak kecil saya sudah gemar membaca. Namun anehnya tidak suka dan merasa tidak bisa menulis. Saat SD, tugas  mengarang adalah salah satu tugas yang tidak saya sukai. Rasanya bingung dan susah saja kalau sudah disuruh untuk mengarang. Hal ini berlanjut sampai kuliah. Membuat makalah, esai, dan sejenisnya adalah hal yang paling ditakuti, namun mau tidak mau tetap harus dikerjakan. Puncaknya adalah saat mengerjakan skripsi. Tidak suka menulis namun memilih metode penelitian kualitatif yang notabene membutuhkan effort besar untuk menuliskannya. Walhasil masa skripsi saya hampir menghabiskan setengah dari masa studi saya.

Namun setelah dipikir-pikir, tanpa disadari sebenarnya kegiatan tulis-menulis sudah biasa saya lakukan. Saya pernah rutin menulis diari, suka berkirim surat, pun menuliskan pantun atau puisi ala kadarnya. Bahkan menulis surat ini menjadi salah satu sarana ampuh ketika saya tidak bisa mengungkapkan sesuatu secara langsung kepada seseorang. Selain itu, saya juga suka berkirim kartu ucapan. Seperti kartu ucapan lebaran, ucapan kelulusan, ucapan selamat ulang tahun, atau sekedar kartu ucapan penyemangat atau pelepas rindu pada sahabat. 

Aktivitas dan jam terbang menulis saya semakin tinggi ketika mengikuti sebuah pembelajaran di komunitas yang mengharuskan menulis jurnal pekanan, bahkan harian sebagai syarat kelulusan. Yang awalnya terpaksa, jadi terbiasa. Hal ini tentu merubah mindset saya juga tentang menulis. Saya pun pernah menantang diri sendiri untuk bergabung menulis buku antalogi. Alhamdulillah saya berhasil dan sudah menelurkan dua buah antalogi. Meski dicetak terbatas dan untuk kalangan sendiri, setidaknya itu menjadi pijakan awal saya untuk mulai mencintai dunia tulis-menulis. 

2 comments:

Menulis dan Kecintaan Saya pada Dunia Literasi (edited)

  Apa yang ada dalam benak kita ketika membaca kata "literasi"? Pasti yang langsung terlintas adalah aktivitas mengenai membaca ...