Saturday, September 12, 2020

Cerita Singkat Perjalanan Menulisku (Self Editing)



Aku sudah gemar membaca sejak kecil. Namun aneh, kegemaran tersebut tidak lantas menjadikanku suka dan bisa menulis. Saat SD, mengarang adalah salah satu tugas yang tidak aku sukai. Bingung, itu yang aku rasakan setiap kali guru memerintahkan untuk membuat sebuah karangan. Hal ini berlanjut sampai kuliah. Membuat makalah, esai, dan sejenisnya adalah tugas yang paling ditakuti. Namun mau tidak mau harus tetap aku kerjakan. Puncaknya adalah saat mengerjakan skripsi. Meski tidak suka menulis, aku memilih metode kualitatif untuk penelitianku. Padahal metode ini lebih banyak menggunakan tulisan dibandingkan metode kuantitatif. Sehingga aku membutuhkan effort besar untuk menyelesaikannya. Walhasil masa skripsiku hampir menyamai masa kuliah itu sendiri.

Namun setelah dipikir-pikir, ternyata kegiatan tulis-menulis sudah biasa aku lakukan. Aku pernah rutin menulis diari, suka berkirim surat, pun menuliskan pantun atau puisi meski ala kadarnya. Menulis surat ini menjadi salah satu sarana ampuh ketika aku tidak bisa mengungkapkan sesuatu secara langsung kepada seseorang. Selain itu, aku juga senang berkirim kartu ucapan. Seperti kartu ucapan lebaran, kelulusan, ulang tahun, atau sekedar kartu ucapan penyemangat dan pelepas rindu pada sahabat. 

Aktivitas dan jam terbang menulisku semakin banyak ketika mengikuti sebuah pembelajaran di sebuah komunitas. Aku diharuskan menulis jurnal pekanan, bahkan harian sebagai syarat kelulusan. Aktivitas menulis yang awalnya terpaksa, jadi terbiasa. Hal ini tentu merubah mindset-ku juga tentang menulis. Aku pun pernah menantang diri sendiri untuk bergabung menulis buku antalogi. Alhamdulillah aku berhasil menelurkan dua buah antalogi. Meski dicetak terbatas dan untuk kalangan sendiri.  Setidaknya itu menjadi pijakan awalku untuk mulai mencintai dunia tulis-menulis. 

2 comments:

  1. Waah, terima kasih Mbak, sudah mengumpulkan tugasnya.

    Tulisan Mbak sudah cukup bagus. Teratur, jelas apa yang ingin disampaikan. Pengalaman dengan mengikuti berbagai challenge di komunitas menulis, memang adalah salah satu cara kita menjadi lebih baik dalam penulisan. Teruskan, Mbak. Yang penting adalah mengambil pelajaran dan menerapkan dalam praktiknya.

    Penguasaan ejaannya pun sudah cukup baik. Hanya sedikit-sedikit saja. Dan, itu bisa terus diperbaiki pada penulisan-penulisan berikutnya.

    Terus menulis ya, Mbak. Insyaallah, akan semakin banyak buku yang akan Mbak hasilkan. Baik itu antologi atau bahkan buku solo. Semoga.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiin..
      terima kasih Kak Irai atas apresiasi dan penyemangatnya :)

      Delete

Menulis dan Kecintaan Saya pada Dunia Literasi (edited)

  Apa yang ada dalam benak kita ketika membaca kata "literasi"? Pasti yang langsung terlintas adalah aktivitas mengenai membaca ...